Sabtu, 30 Maret 2013

Lukisan 2


nada sambung pun terdengar saat Laila menelpon kakak Brian, beberapa saat kemudian terdengar suara berat dari seberang telepon.

"halo.. siapa ini?" tanya pria di seberang telepon. aku langsung mememberikan telepon genggam ku pada Brian dan ia memulai percakapannya.
"halo bang dru, bawain peralatan lukis gue di meja belajar dong semua nya ya." jawab Brian terdengar terburu-buru. percakapan itu lumayan lama, aku tidak bisa mendengar apa yang kakaknya katakan, aku hanya mendengar perkataan di pihak Brian. tiba-tiba Brian memberikan telepon genggamnya kepada ku.

"sudah selesai?" tanyaku, namun aku bisa melihat ekspresi gusar di wajah Brian.
"aduh, paling lambat jam berapa sih ngumpulinnya?" Brian bertanya balik.
"jam 1, kenapa sih emang?" tanya ku lagi.
"abang gue bisa nggak ya sampe sebelum jam 1, mana gue belum tau lagi mau ngelukis apa." jawabnya tambah panik. saat itu aku mencoba menenangkannya dan berjanji untuk membantunya saat peralatan lukis nya telah sampai.
"lo beneran kan? nggak bohong mau bantu gue?" tanya Brian yang seketika raut wajahnya berubah sumringah.
"iya Brian, gue janji. kalau gitu gue ngerjain lukisan gue dulu biar nanti bisa langsung bantu lo." jawabku seraya tersenyum kepadanya. namun saat aku melayangkan senyumku, Brian justru malah termangu dan memperhatikan muka ku, otomatis senyumku langsung saja pudar dan mencoba membaca raut mukanya lagi.

"ada apa Brian? kok bengong?" tanyaku dengan nada polos. tiba-tiba jemari Brian mencubit kedua pipi ku, tanpa kusadari mataku terbelalak dan muka ku berubah merah jambu dan senyum ku tersungging. aku tersipu dengan perlakuannya itu walaupun menurut nya itu adalah hal yang sangat biasa.
"makasih ya tembem, lo emang baik banget sama gue." jawab Brian dan memberikan senyum menawannya yang dapat membuat ku mabuk kepayang. saat itu aku tidak bisa berkata apa-apa, hanya tersipu dan senang yang aku rasakan.

aku pun kembali mengerjakan lukisan ku dengan hati gembira dan menghasilkan goresan yang indah dengan sendirinya, imajinasi pun muncul secara tiba-tiba. gambar apa yang nanti akan aku buat untuk Brian pun telah terbayang dalam pikiran dan benakku, semua perpaduan warna dan goresannya terbayang indah. aku makin tak sabar.

pukul setengah 12 peralatan melukis Brian pun sampai, Brian pun memanggilku dan kami mulai melukis. dengan anteng nya Brian duduk disamping ku membantuku menyiapkan cat dan minyak yang akan di gunakan. saat aku menggoreskan kuas pada kanvas pun diam-diam Brian memandangiku dari samping. aku duduk berdua di mejanya yang terletak di pojok belakang, anak-anak sadar akan kedekatan kami dan mereka mulai berbisik-bisik.

"anak-anak ngomongin kit tuh." ucap Brian sambil sedikit berbisik di telingaku.
"biarin aja, memang kenapa? kamu risih?" tanyaku.
"nggak kok, siapa yang risih... tiba-tiba Brian diam, omongannya seperti terputus... tembem, makasih ya udah mau bantuin gue." ucap Brian dengan nada yang sangat rendah dan membuat ku makin bersemangat melukis.
"iya sama-sama, tapi sejak kapan lo manggil gue tembem?" tanya ku lagi yang berpura-pura stay cool di dekatnya padahal sangat gugup.
"sejak lo bantuin gue." jawab Brian di ikuti dengan tawanya.
"tolong siapin cat warna kuning dong." ucapku tanpa memalingkan wajah dari kanvas.

ketika aku memalingkan wajah kepadanya, terpesona lah aku melihat dia yang tangan dan bajunya terkena goresan warna cat dan mukanya terlihat sangat tenang. aku hanya tersenyum simpul. namun getar HP mengagetkanku, saat ku baca ternyata itu dari Ajeng.

sukses kan? pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin. jangan sampai sia-sia.
bunyi sms nya seperti itu. aku pun menoleh kan pandangan ku kepadanya dan kami tersenyum bersama, ternyata tanpa kusadari Brian memperhatikanku sejak tadi karena setelah aku memandangnya kembali ia sedang menatap mataku dan tersenyum manis.

"aa..aada.. apa senyum-senyum gitu?" tanyaku agak gugup. tanpa banyak bicara jemarinya pun menyentuh pipi ku dengan lembut dan berkata...
"lucu deh kalau ada cat di pipi mu seperti tadi." ucapnya. aku tersentak, ia memanggil ku dengan kamu. waahhhh rasanya saat itu sangat berbunga-bunga. namun tiba-tiba ia mengerjakapkan matanya seperti tersadar akan ucapannya barusan. "kok berhenti, ayo lanjutin lagi." ucap nya agak gugup
"oke." jawabku dengan senyum.

setelah lukisan itu selesai, kami pun menjemurnya bersamaan dan bersebelahan. setelah lukisan itu kering aku berfoto dengannya bersama lukisan kami. dan tanpa ku sadari jika lukisan kami di gabungkan akan menjadi sebentuk muka orang dan hati yang menjadi satu, walaupun tidak begitu terlihat. namanya juga lukisan kontemporer :)

Rabu, 27 Maret 2013

makemebabies.com :)

betapa lucunya anak ini, tiba-tiba terbesit untuk inisiatif buka situs ini dan voila ! jadilah foto bayi laki-laki ini

naahhh kalau yang ini bayi perempuan nya, 

Lukisan

Hari ini ada mata pelajaran melukis, salah satu mata pelajaran kesukaanku. semua peralatan telah tersedia di meja. sungguh tak sabar aku untuk bermain dengan kuas, cat minyak dan kanvas, dengan tidak sabar aku menanti guru ku yang sedang menjelaskan teknik-teknik yang benar dalam melukis. riuh suara anak-anak menenggelamkan suara Pak Fajar di depan kelas, mereka sama semangatnya denganku.

"silakan anak-anak mulai kreasi melukis kalian." ucap Pak Fajar dan meninggalkan kelas dengan kondisi yang sangat ramai.

aku mencari tempat yang nyaman dan jauh dari gangguan teman-teman yang berlalu-lalang, kali ini aku berencana akan melukis dengan tema cinta entah kenapa tema itu yang langsung terbesit. karena melukis kontemporer aku sedikit berimajinasi dengan karya yang sudah ada di kepalaku, merubah sedikit bentuk nya agar menjadi lukisan kontemporer. tiba-tiba seseorang berjilbab mengagetkanku.

"kok menyendiri?" tanya nya seraya berjongkok di sampingku.
"mencari inspirasi dan menjauh dari segala gangguan" jawab ku seraya di ikuti tawa kami berdua,
"rupanya ada yang tidak membawa peralatannya hari ini." ucap teman ku Ajeng
"hah? maksudnya?" tanya ku keheranan dan mengikuti arah pandangnya. di sudut ruangan sana Brian terlihat sedang duduk dan sibuk mengetik sms. setelah melihatnya, seluruh imajinasi ku hilang seketika dan perhatianku tertuju pada sosok yang aku sukai, Brian.
"tidak tertarik untuk menawarkan bantuan?" tanya Ajeng dengan senyum penuh arti.
"tawaran apa? aku tidak punya peralatan lebih untuk di tawarkan." jawab ku dengan sangat polos.
"berpikir Laila, tentu bukan peralatan melukis yang aku maksud." ucap Ajeng dan membeliakan matanya.
"apasih?" tanya ku masih tidak mengerti.
"Laila, kamu nggak bodoh kan? ucap Ajeng yang membuatku makin tidak mengerti apa yang ia maksud. Hampiri dia, tawarkan bantuan menelpon orang dirumahnya untuk membawa peralatan melukisnya." ucap Ajeng yang baru aku mengerti.

Aku pun memberanikan diri menghampirinya dan menawarkan bantuan seperti yang Ajeng bilang. Kubuat diriku sebisa mungkin tidak gugup di hadapannya. Menghampiri lelaki yang ku suka dan menawarkan nya bantuan itu merupakan hal ter ekstrim yang pernah aku lakukan selama menyukai seorang lelaki.

"Lo nggak bawa alat-alatnya?" tanyaku terdengar sangat gemetaran walaupun sebenarnya sudah sepenuh hati mencoba untuk biasa saja.
"hemm, gue lupa bawa tadi." jawabnya dengan datar dan dingin tanpa beralih dari handphone yang di pegangnya.
"gue bersedia bantu kok." saat itu aku terdengar sangat bodoh, seperti seorang perempuan yang menawarkan hal sebelum diminta.
"nggak perlu, gue lagi coba hubungin abang gue kok." ucapnya dengan dingin seperti tadi namun sekarang mengalihkan pandangannya padaku.
"oh oke." ucapku dengan nada kecewa dan pergi meninggalkannya ke tempat ku semula berada.

Ajeng menatap ku dengan muka rasa bersalah nya, yang sudah berinisiatif menyuruhku untuk memberikan bantuan pada lelaki yang benar-benar tidak pernah aku ajak bicara panjang lebar seperti kepada yang lainnya. aku hanya memberikan senyum simpul agar tidak membuatnya terus-terusan memberikan muka rasa bersalahnya yang sungguh menggangguku. ada sedikit rasa kecewa dalam benakku, mengapa aku tidak dapat membuat percakapan yang seru tadi, mengapa aku langsung berbicara pada poin pentingnya. hemm, aku hanya menghela napas. setelah setengah jam pelajaran melukis ini berlalu aku masih tidak dapat memalingkan perhatianku yang sesekali memandang Brian.

Entah karena aku yang terlalu mencolok melihatnya atau memang dia merasa ada yang memperhatikannya, Brian pun menatap tajam langsung ke mata ku dan mata kami saling bertemu. aku yang merasa terkejut pun bingung harus melakukan apa, ingin mengelak tetapi dia sudah terlanjur memergokiku. dan yang membuatku tambah terkejut, ia berdiri dan berjalan menghampiriku. merasa takut, aku pun salah tingkah dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Brian pun telah berdiri di belakangku dan berjongkok mendekati ku.

"kok ngeliatin terus, ada apa?" tanya Brian dengan berbisik di telingaku. desiran suara nya, dan harum napas nya membuat bulu kuduk ku meremang. aku tak berani memandang wajahnya dan memutuskan tetap membelakanginya.
"ng..nggak kenapa-kenapa kok, maaf ya maaf." ucap ku dengan terbata-bata.
"berbicara kepada seseorang itu harus memandang wajahnya, kalau tidak orang yang di ajak bicara bisa tersinggung loh." ucapnya menyinggungku yang sedari tadi masih membelakanginya. aku pun membalikan badan ku dan otomatis mata ku dan mata nya saling tatap, momen itu hanya terjadi beberapa menit sebelum aku memutuskan untuk menundukan kepala ku.
"ada apa Brian?" tanya ku masih gugup
"nggak usah gugup, gue cuma mau mempertimbangkan jawaban gue tadi pas lo nawarin pertolongan." ucap Brian dengan senyuman mempesona tersungging di bibir nya.
"emang jawaban pertimbangan seperti apa?" tanya ku lagi.
"gimana kalau jawaban gue iya. masih mau nolong nggak?" tanya Brian
"mmm.. iya pasti, mana nomor abang lo. gue telepon ya?" jawab ku
"makasih ya Laila, baik banget deh." ucap Brian sambil mencubit pipi kanan ku. aku pun tersontak kaget dan hari itu langsung mood ku untuk melukis menjadi sangat-sangat baik. mulai hari itu aku dan Brian menjadi dekat.


tunggu kelanjutan setelahnya...

Rabu, 20 Maret 2013

Tafsir Budaya atas Transisi Kebudayaan Maya

Nama   : Umaimah Lathifah Hanun

Kelas   : Psikologi D

NIM    : 1125125707

Tugas   : Meriview “Tafsir Budaya atas Transisi Kebudayaan Maya”

           
            Pada era modern saat ini teknologi canggih sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, hampir dari semua golongan masyarakat mengalami transisi dari tradisional menjadi modern. Hampir seluruh gadgets di Indonesia telah memiliki berbagai fitur yang dapat mengoneksikan dari individu satu dengan yang lainnya bahkan saat mereka berada di negara yang berbeda. Terutama muncul nya cyberspace atau yang lebih kita kenal dengan dunia maya, banyak sekali saat ini jejaring sosial canggih yang menawarkan akses mudah dan terjangkau di semua kalangan. Penciptaan nya pun sangat menarik para pengguna dunia maya, awalnya mungkin hanya orang-orang kantor atau mahasiswa dan orang berada yang mampu menggunakan jejaring sosial ini karena tidak tersedia di semua gadgets namun sekarang seluruh perusahaan teknologi berlomba-lomba memberikan fitur-fitur menarik dalam ciptaannya untuk menarik minat para konsumen membeli produknya. Bahkan ada yang sampai menirukan hampir sama persis dengan bentuk aslinya, pengaruh dari globalisasi seperti ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif nya adalah mereka para pengguna dapat dengan mudah mengakses segala informasi terupdate di seluruh dunia bahkan bisa menjalin informasi dengan sanak saudara yang bertempat tinggal jauh dan dapat meningkatkan kualitas kerja masyarakat Indonesia, namun negatif nya banyak sekali pengguna yang menyalahgunakan fungsi dari cyberspace itu sendiri seperti membuka situs prostitusi dan menipu orang banyak melalui jejaring sosial yang dapat merusak moral bangsa Indonesia.

Sinopsis film The limitless


Nama   : Umaimah Lathifah Hanun
Kelas   : Psikologi D
Tugas   : mebuat sinopsis tentang kerja otak dalam film The Limitless

Eddie Mora adalah seorang penulis yang gagal, ia memiliki kontrak menulis buku tetapi  ia terlalu banyak berbicara dari pada mengerjakan bukunya, saat Eddie makan siang bersama kekasihnya Lindy, gadis itu mengembalikan kunci kepada Eddie dan meminta untuk menyudahi hubungan mereka. Lindy merasa frustasi dengan karir Eddie yang terus mneurun sementara ia baru saja di promosikan menjadi seorang editor. Eddie pun bingung dan mulai frustasi, saat ia berjalan di sekitar new york ia bertemu dengan mantan kakak nya Vernon, setelah sembilan tahun mereka tidak bertemu Vernon mengundang Eddie untuk minum dan membicarakan soal Melissa mantan istri Vernon, Eddie bercerita tentang hidupnya yang berantakan kepada Vernon. Vernon berkonsultasi pada salah satu perusahaan farmasi, ia memberi Eddie sebuah obat NZT-48 untuk otak yang baru keluar pasar tahun depan. NZT-48 merupakan sejenis obat yang mampu memaksimalkan daya kemampuan otak hingga 100 %
Setelah meminum obat yang di berikan oleh kakak iparnya itu hidup Eddie berubah drastis, ia mampu menulis buku dalam waktu 4 hari dan merilis nya ke sebuah editor. Efek dari NZT-48 bekerja sangat cepat, Eddie mampu mengingat apapun yang ia lihat maupun dengar, ia mampu menguasai berbagai ragam bahasa, percaya diri, bahakan karena kecemerlangannya itu Eddie mampu menjadi seorang jutawan dan memikat siapapun yang menemuinya. Eddie mulai kecanduan untuk meminum obat tersebut melihat khasiat yang di timbulkan hingga akhirnya ia di jadikan sebagai calon kandidat presiden. Di akhir cerita Eddie pun memberanikan diri untuk tidak menggunakan NZT-48 lagi, ia menunjukan bahwa ia mampu tanpa obat tersebut dan ia kembali hidup bahagia dengan kekasihnya dulu Lindy.
Bagaimana cara kerja NZT-48 terhadap otak? Otak merupakan organ vital manusia yang berfungsi untuk mengendalikan seluruh anggota tubuh manusia yang terdiri dari neuron-neuron yang mencapai triliyunan. Sedangkan NZT-48 adalah obat yang dapat menguhubungkan dan memaksimalkan kerja neuron pada otak. Ketika hubungan antar neuron ini semakin banyak maka semakin mudah untuk mendapatkan informasi dan menjadi semakin cerdas, sehingga kemampuan otak dapat dimaksimalkan hingga 100%.

Pengantar Ilmu Pendidikan


Nama kelompok 1         : Adelina Novia
   Andre Barbarosa
                                       Anugrah Alif Bagus
                                       Hilma Aulia
                                       Qonita Aulia Annisa
                                       Umaimah Lathifah Hanun
Kelas                            : Psikologi D                         
Tugas   :

1.      Jelaskanlah keterkaitan antara ilmu pendidikan dan psikologi, jika ditinjau dari segi keilmuan dan prakteknya di lapangan!
2.      Setelah melihat filmHigh School Psychology Commercial, apa pendapatmu bila tayangan tersebut dikaitkan dengan ilmu pendidikan dan psikologi
Jawaban :
1.      Dalam segi keilmuan, Ilmu pendidikan dan psikologi tidak dapat dipisahkan karena adanya hubungan timbal balik dari kedua ilmu tersebut, dan memiliki peranan yang sama-sama penting. Ilmu pendidikan sendiri memiliki arti suatu disiplin yang memiliki tujuan untuk membimbing manusia agar memiliki sebuah karakter. Sedangkan psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai suatu tujuan. Kedua ilmu ini memiliki hubungan yang erat dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dari keterkaitan yang erat terciptalah sebuah cabang ilmu baru yang dinamakan psikologi pendidikan, psikologi pendidikan sendiri lebih memfokuskan kepada mengamati tingkah laku yang berkaitan dengan mendidik, belajar dan mengajar. Sedangkan dalam segi praktek di lapangan dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar terdapat faktor psikologis yang berpengaruh, perilaku belajar individu sendiri merupakan hasil dari pengaruh faktor psikologis sendiri seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif. Kontribusi psikologi pendidikan terhadap sistem pembelajaran adalah teori-teori yang mendasari sistem pembelajaran.22

2.      Jadi dalam film itu menggambarkan sebuah proses pembelajaran disuatu kelas (ilmu pendidikan) dan sebuah respon yg berbeda dari berbagai individu ,karena pada setiap individu memiliki kepribadian yg berbeda yg memengaruhi proses dan hasil belajar yg disebabkan oleh faktor psikologis masing2 individu seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif mereka dalam pembahasan suatu minat terhadap psikologi