LAPORAN OBSERVASI NARATIF ANEKDOTAL
A.
IDENTITAS
OBSERVER
·
Observer : Umaimah Lathifah
Hanun
·
NIM
Observer : 1125125707
·
Jenis
Kelas Observasi: Psikologi Pendidikan
B.
IDENTITAS
OBSERVEE
·
Nama
Observee : Vincent
·
Jenis
Kelamin : Laki-laki
·
Usia : 6 Tahun
·
Kelas : Kelompok 5-6
tahun (Sentra Persiapan)
·
Nama
Tempat : PAUD Flamboyan
·
Alamat : Komplek
Perdagangan Blok F1 No. 11-12 RT 06 RW 07 Bojonggede Bogor
·
Hari,
Tanggal : Senin, 7 April 2014
·
Waktu
Observasi
Ø Mulai :
08.45
Ø Berhenti :
09.00
Ø Total :
15 menit
C.
Alasan
Dilakukan Observasi
Mengetahui
apakah seorang anak yang berkebutuhan khusus dapat mengenali lingkungan
sekitarnya (hubungan interpersonal) dengan baik.
D.
Tujuan Observasi
Ingin mengetahui bagaimana seorang anak dengan kebutuhan
khusus mengenali lingkungan sekitarnya (hubungan interpersonal) dalam
lingkungan sekolah.
E.
Manfaat
Observasi
Melalui observasi ini observer dapat mengetahui bagaimana
seorang anak dengan kebutuhan khusus mengenali lingkungan sekitar (hubungan
interpersonal) sekolahnya dengan cara mengamati aktivitas yang anak lakukan
selama 15 menit di sekolah. Selain itu, pengajar di sekolah tersebut pun dapat memberikan
stimulus yang tepat dan penanganan yang tepat dengan cara menyesuaikan
lingkungan dan sistem pembelajaran yang tepat terhadap anak yang memiliki
kebutuhan khusus.
F.
Observasi
Lingkungan Fisik
PAUD Flamboyan berposisi di Komplek Perdagangan Blok F1
No. 11-12 RT 06 RW 07 Bojonggede Bogor, PAUD Flamboyan menghadap ke arah Barat,
PAUD Flamboyan terletak di ruas pinggir jalan. PAUD Flamboyan berbentuk persegi
panjang yang didalamnya dibagi/disekat menjadi 4 sentra yaitu sentra balok,
sentra bermain peran, sentra bahan alam dan sentra persiapan. Disebelah timur
laut terdapat 1 buah kamar mandi, sebelah selatan diruang terpisah terdapat
ruang kepala sekolah sekaligus perpustakaan. PAUD Flamboyan memiliki halaman
sekaligus area bermain yang memanjang seluas 10 x 3 m dengan alas terbuat dari
semen yang terletak persis didepan bangunan sekolah, terdapat fasilitas bermain
seperti ayunan, mangkuk putar, perosotan, panjat tiang serta kuda-kudaan, PAUD
Flamboyan terletak di pinggir jalan yang dibatasi dengan pagar besi berwarna
kuning, didepan pagar kuning tersebut terdapat tempat duduk yang terbuat dari
semen. Di depan ruang kepala sekolah terdapat rak sepatu untuk anak-anak dan
para pengajar serta mading yang berisi informasi sekolah. Di sebelah pagar
masuk terdapat sebuah tong sampah cukup besar. Tembok depan PAUD Flamboyan
berwarna hijau dengan kanopi berbahan fiber tebal berwarna biru. Pintu masuk
PAUD Flamboyan berwarna putih tulang.
Kelompok 5-6 tahun terletak di sentra persiapan yang
berada di bagian utara setelah pintu masuk, warna dinding sentra persiapan
adalah kuning. Dinding dihiasi dengan hiasan bertema buah-buahan serta hewan,
foto guru serta anak-anak sentra persiapan yang dilatarbelakangi dengan bentuk
buah, terdapat beberapa lemari kecil 3 tingkat dengan warna bermacam-macam yang
digunakan untuk menyimpan APE (Alat Permainan Edukasi) untuk anak-anak sentra
persiapan, terdapat loker besar yang disekat-sekat untuk meletakkan tas yang di
depan setiap loker bertuliskan nama-nama anak, pada atap ruangan terdapat
hiasan yang terbuat dari bola, serta kerajinan tangan seperti gambar bulan,
bintang, matahari, burung dari kertas origami dan satu buah kipas angin yang
cukup besar. Lantai pada sentra persiapan menggunakan karpet plastik yang cukup
empuk. Sebelah utara sentra persiapan yang di sekat oleh tembok selebar 1,5 m
terdapat sebuah ruangan yang didalamnya terdapat 2 buah lemari setinggi 1 m
yang digunakan untuk menyimpan dokumen siswa sentra persiapan, radio, serta
meja belajar siswa yang disusun sedemikian rupa, terdapat papan tulis yang
dapat dibuka dan ditutup. Di dindingnya dihiasi dengan hasil menggambar
anak-anak sentra persiapan. Suhu ruangan pada sentra persiapan 30ºC dan
cenderung ramai.
G.
Data
Observasi
Senin, 7 April 2014 pukul 09.00 pagi hari, siswa PAUD
Flamboyan yang baru saja selesai membuat lingkaran besar di tengah sentra dibagi
sesuai kelompok usianya dan dipisahkan ke sentra nya masing-masing. Setelah
siswa ditempatkan di sentranya masing-masing, siswa sentra persiapan bersiap
duduk dengan rapi untuk menerima pelajaran dari pengajar yang pada hari itu
bertema wortel.
Vincent, siswa laki-laki berumur 6 tahun dengan tinggi
badan 120cm, berkulit kuning langsat, bermata bulat besar, bulu mata lentik, rambut
sepanjang 3cm, hidung mancung, pipi yang terlihat tirus, dengan mulut yang agak
lebar dan gigi ompong pada bagian gigi susu depan atas, telinga lebar dengan
cuping mengarah kedepan, mengenakan seragam atasan bercorak kotak-kotak
berlengan pendek berwarna hijau, celana seragam pendek polos berwarna hijau,
dasi berwarna hijau dan kaos kaki bercorak belang-belang berwarna biru tua dan
biru muda.
Setelah dikelompokan kedalam sentra persiapan Vincent
duduk menghadap ke utara dengan kedua
kaki nya yang dilipat membentuk sila dan kedua tangannya yang diletakkan diatas
kedua pahanya, kepalanya digerakan ke arah kiri melihat temannya, sudut bibirnya tertarik kebelakang dengan pipi yang
sedikit naik, mata yang menyipit dan sederet giginya terlihat. Kemudian Vincent
membuka mulutnya dan dengan nada suara sedikit tinggi tepat disebelah telinga
temannya. Setelah pengajar memanggil namanya Vincent menggerakan kembali
kepalanya ke sebelah kanan dan mengeluarkan kata-kata dan menjawab pertanyaan
pengajar dengan tatapan mata menuju kepada pengajar. Setelah itu Vincent
merubah posisi duduk nya dengan bergeser kesebelah kanan dan melipat kedua
kakinya membentuk sila. Saat guru menyebutkan nama-nama sayuran Vincent
menggerakan kedua tangannya ke atas dan ke bawah dengan jari telunjuk mengarah
keatas, mulutnya terbuka dan ia menyebutkan salah satu nama sayuran. Lalu arah
kedua bola mata Vincent bergerak menuju teman yang berada disebelah kanannya,
bibir bagian atasnya terbuka dengan sudut bibir yang sedikit tertarik kebelakang,
kedua alis yang tertarik ke arah atas, kedua mata yang terlihat menyipit dan
kedua tangannya direntangkan ke depan dan mendorong dada teman laki-lakinya
yang berada di depannya.
Kemudian Vincent berpindah tempat dengan menggeser posisi
duduknya kearah belakang, kepalanya di gerakan berputar kearah kanan dan kiri
secara berulang, lalu temannya memeluk tubuhnya dari arah depan, Vincent
merentangkan kedua tangannya kedepan dengan sudut bibir yang tertekuk kebawah,
alisnya yang di kerutkan ketengah dan dahi nya yang berkerut ketengah ia
mendorong teman yang memeluknya agak menjauh dari posisinya. Lalu ia berpindah
posisi ke arah kiri menghampiri teman perempuannya dengan kaki yang terlipat
dan lutut yang menempel di karpet serta telapak tangan yang di tempelkan di
karpet. Telapak tangan kananya memegang bahu temannya sementara tangan kirinya
diletakan di belakang telinga temannya, bibirnya menghampiri telinga temannya
dan ia mengeluarkan suara dengan nada pelan/nada bisik dengan mata yang
menyipit dan tulang pipi yang yang tertarik keatas.
Vincent
menggerakan tubuhnya menjauh dari teman perempuan yang berada di sebelah
kirinya dan membalikan arah kepalanya kesebelah kanan dengan cepat ketika
bahunya ditepuk oleh temannya, lalu menggerakan kedua bahunya kearah atas dan
bawah.
Kemudian
Vincent menekuk kedua kakinya dengan posisi telapak kaki menempel pada karpet
dan kedua telapak tangan yang ditempelkan ke karpet untuk membantunya berdiri.
Lalu Vincent menempelkan kedua telapak tangannya dan menepuk kedua telapak
tangannya secara bersamaan berkali-kali, mulutnya terbuka lebar dan
mengeluarkan kata-kata dengan nada suara keras. Lalu ia melengkungkan badannya
kebawah, tangannya meraih tangan temannya yang sedang duduk dan menariknya
untuk mengikuti dirinya. Mulutnya terbuka lebar lagi sambil mengeluarkan suara
dengan nada keras, kedua telapak tangannya kembali ditempelkan dan ditepukan
secara bersamaan berkali-kali. Lalu seluruh tubuhnya digerakkan kearah kanan
dan kiri. Setelah itu Vincent melengkungkan badannya dan kembali duduk di
karpet, melipat dan menyilangkan kedua kakinya. Lalu kedua telapak tangannya
kembali ditempelkan dan ditepukan secara bersamaan berkali-kali. Kemudian
pengajar menggenggam kedua tangan Vincent dan mengajaknya berbicara, lalu kedua
bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri tidak dapat terfokus pada satu
titik. Lalu ia meregangkan kedua tangannya kesamping dan melepaskan genggaman
tangan pengajar. Setalah itu tangannya terangkat menuju bahu temannya lalu
menepuknya, ia membuka mulutnya dan mengeluarkan kata-kata dengan nada suara
yang biasa yang ditujukan kepada temannya lalu beberapa teman laki-lakinya ikut
menghampiri nya dan seorang temannya. Kemudian Vincent mulai membuka mulutnya
dengan lebar dan mengeluarkan suara gelak dengan nada yang cukup tinggi
diantara suara teman-temannya. Kemudian pengajar memberitahu Vincent untuk
sedikit merendahkan nada suaranya dengan tangan sebelah kiri nya menggenggam
pergelangan tangan Vincent dan tangan sebelah kanan nya memegang dagu Vincent,
lalu Vincent menggerakan matanya kearah kanan dan keatas tidak terfokus pada
muka pengajar. Lalu Vincent kembali meregangkan kedua tangannya dan melepaskan
genggaman pengajar. Ia berdiri dan berlari kecil ditempat sambil menepukkan
kedua belah telapak tangannya berulang kali. Setelah itu ia kembali pada posisi
duduk dengan kedua tangan dilipat menyilang di kedua kakinya. Kemudian pengajar
memberikan pertanyaan yang ditujukan untuk semua muridnya, lalu Vincent
mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan jari telunjuknya keatas, membuka
mulutnya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya. Lalu ia kembali
duduk menggunakan tumit kakinya dan lutut yang menyentuh karpet. setelah itu ia
memainkan lidahnya dengan menjulurkannya dan menggerakannya ke kanan dan ke
kiri, kedua mata nya lurus memandang kearah papan tulis. Setelah itu vincent
duduk dengan posisi kakinya di rentangkan/diselonjorkan lurus kedepan dengan
kedua telapak tangan memegang kedua lututnya. Kemudian Vincent merubah posisi
duduknya dengan berbaring telungkup dan bertumpu pada siku nya dengan mata
masih tertuju pada papan tulis. Lalu seorang teman memanggilnya dan menepuk
punggungnya. Vincent pun beranjak bangun dari berbaring telungkup ke setengah
berdiri dengan lututnya menyentuh karpet. Lalu iya menepukkan kedua tangannya
secara bergantian di kedua pahanya. Setelah itu ia berlutut dengan kedua lutut
sebagai tumpuannya, setelah itu ia memutar-mutar kancing baju yang terletak
diatas tempat ikat pinggang. Kemudian ia mengangkat kedua tangan nya menuju
kedua matanya, ia membuka daerah kelopak mata dan kantung matanya menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari, lalu kedua matanya yang terbelalak dilirikkan ke
arah kanan dan kiri. Setelah itu tangan kiri nya berpindah kearah bawah dan
memegang daerah tengkuknya sembari berjalan dengan lututnya ke arah depan
menghamapiri pengajar. Setelah posisinya berada di depan pengajar ia menekuk
kedua kakinya dan membentuk posisi berjongkok serta kedua matanya diarahkan
menuju papan tulis.
Lalu proses
observasi ini diakhiri dengan pengajar yang memangku Vincent dan mendampinginya
agar kedua bola mata Vincent terfokus pada papan tulis dan memandu Vincent untuk mengucapkan huruf-huruf
yang tertulis di papan tulis.
H.
Kesimpulan
Dari
hasil data observasi yang diperoleh, lingkungan fisik PAUD Flamboyan yang
terletak di ruas pinggir jalan sebuah komplek memiliki suasana yang cukup ramai
yang dapat dilihat dari lalu lalangnya kendaraan pribadi, dengan suhu ruangan
pada sentra persiapan yang cukup sejuk yakni 30ºC. Di dalam ruang sentra
terdapat berbagai media pembelajaran atau APE yang dapat menunjang perkembangan
motorik dan pembelajaran siswa. Observasi ini dilakukan di PAUD Flamboyan
tepatnya sentra persiapan, melalui rekomendasi para pengajar terdapat salah
satu siswa PAUD Flamboyan yang berkebutuhan khusus yaitu seorang siswa bernama
Vincent, Vincent adalah siswa laki-laki berumur 6 tahun observasi ini dilakukan
setelah siswa selesai membuat lingkaran besar. Hubungan interpersonal Vincent
cukup baik Vincent dapat mengenal lingkungan sekitar nya dengan cukup baik dan
dapat dilihat dari interaksi yang ia lakukan bersama teman satu kelompok nya
seperti berbicara di dekat telinga temannya (berbisik), mengeluarkan suara gelak dengan nada yang
cukup keras (tertawa), menepuk bahu temannya dan berusaha mengajak temannya
untuk ikut bertepuk tangan bersamanya. Namun terdapat sebuah kendala yang ia
miliki yakni, Vincent belum dapat
melakukan kontak mata dan memfokuskan pandangannya kepada orang yang sedang
mengajaknya berbicara secara bertatap muka, seperti saat pengajar mengajak nya
berbicara bertatap muka ia masih belum bisa menatap lurus balik ke arah mata
pengajar dan berkali-kali menghindar saat pengajar mencoba berbicara dengan
menggenggam kedua tangannya.
I.
Tambahan
Kesan yang didapatkan dari observer terhadap observasi
yang dilakukan adalah mendapat pengalaman baru yang sangat bermanfaat yakni
dapat mengamati setiap detik aktivitas yang dilakukan seseorang dengan indera yang kita miliki secara apa adanya.
Terdapat beberapa kesulitan saat mengerjakan laporan observasi yakni sulitnya
memilih kata-kata yang baik agar tidak menunjukan sebuah interpretasi dini
terhadap aktivitas orang yang di amati, lalu dengan waktu yang amat singkat
kita harus mencatat seluruh perilaku yang di lakukan observee setiap detiknya
terutama jika observee cenderung memiliki sifat yang cukup aktif. Namun
terdapat beberapa kemudahan setelah observasi dilakukan yaitu saat mencoba
melakukan sebuah interaksi dengan anak tersebut observer jadi lebih memahami
bagaimana memulai interaksi dengan anak semacam itu dan anak tersebut menjadi
lebih akrab saat observer mendekatinya dan melakukan sebuah interaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar