PSIKOLOGI DIAGNOSTIK III
: WAWANCARA
WAWANCARA PERSUASIF
KELOMPOK 3:
Adelina Novia
Alvi Cahya
Anugrah Alif Bagus
Deasy Ayu
Umaimah Lathifah Hanun
NON REGULER D 2012
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2012
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Apabila kita mengkaji tentang
wawancara, tentunya kita akan membahas tentang proses tanya jawab. Bukan hanya
itu saja, wawancara sendiri memiliki makna yang penting yakni suatu kegiatan
yang dilakukan untuk menggali informasi dari narasumber.
Kegiatan wawancara yang dilakukan
bukan hanya untuk mendapatkan informasi semata, melainkan juga dapat menguji
mental kita untuk bertanya dengan orang lain, apalagi bukan orang yang kita
kenal. Informasi yang kita dapatkan dari hasil wawancara nantinya dapat kita
ubah menjadi suatu narasi agar penyampaiannya kepada khalayak dapat dimengerti.
Wawancara yang kami lakukan kali
ini adalah wawancara bertema persuasif dimana kami mewawancarai seorang SPG
(Sales Promotion Girl) yang bekerja di Pasaraya Manggarai Jakarta Selatan.
B. Rumusan
Masalah
Untuk
memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan membatasi pembahasan
dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud dan tujuan kami sampai kepada
pembaca. Adapun batasan masalah yang akan kami paparkan adalah sebagai berikut
:
·
Bagaimana
rekrutmen para SPG?
·
Bagaimana
pendekatan terhadap pelanggan yang baik?
·
Pada
umunya, adakah strategi tertentu yang dipakai SPG dalam memasarkan produk?
C. Tujuan
Penulisan
Penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada
pembaca tentang cara memperoleh informasi dengan metode malakukan wawancara
persuasif kepada narasumber.
Disamping
itu kami juga berharap dengan adanya makalah ini, penilai kiranya memberikan
nilai yang baik . Sehingga penilaian objektif yang diberikan dapat memotivasi
kami untuk berkarya dan berbuat yang lebih di masa masa yang akan datang.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Wawancara Persuasif
Wawancara
persuasif adalah wawancara yang dilakukan dengan tujuan untuk informasi
seakurat dan sekomplit mungkin, dengan berfokus pada persuasi. Wawancara
persuasi biasanya dilakukan dengan maksud menganjurkan produk, jasa,
organisasi, klien atau kepercayaan iter kepada itee. Pemahaman terhadap
wawancara persuasif akana memberi gambaran teoritik dan praktis terhadap
situasi-situasi yang melibatkan jenis wawancara ini.
B.
Etika
Persuasi
Dalam
wawancara persuasif perlu memperhatikan standar etika wawancara seperti
kejujuran, keadilan dan kesungguhan hati. Terdapat beberapa panduan dalam
wawancara persuasif :
1.
Mencari dan memberikan informasi yang akurat, lengkap,
terbaru dan bukti yang relevan untuk mendukung semua poin selama wawancara.
2.
Secara akurat dan adil dalam memilih ide-ide, argumen,
bahasa, dan taktik.
3.
Memperhitungkan kemungkinan klaim dan konsekuensi dari
pemikiran, perasaan, atau tindakan yang diusulkan.
4.
Mengemukakan informasi dengan jelas, langsung dan jujur
tentang niat dan alasan persuasi dilakukan.
5.
Bersikap toleran terhadap adanya perbedaan pendapat dan
sudut pandang.
Lima
kondisi yang berhubungan dengan persuasi dan wawancara persuasi dapat berhasil
jika memperhatikan lima kondisi berikut :
1.
Anjuran dari iter dapat memenuhi satu atau lebih
kebutuhan yang sangat diinginkan oleh itee
2.
Anjuran dari iter harus konsisten dengan nilai, sikap,
dan kepercayaan yang dianut oleh itee
3.
Anjuran dari iter harus mudah dilakukan, dapat
dilaksanakan, praktis dan menghasilkan sesuatu.
4.
Keuntungan dari saran yang iter berikan harus lebih
banyak daripada kerugiannya.
5.
Saran dari iter merupakan solusi terbaik saat itu.
Kelima
kondisi tersebut dapat dengan mudah dilakukan jika tujuh langkah berikut
dilakukan:
1.
Mengerjakan tugas
a.
Menginvestigasi topik
b.
Menganalisa itee
c.
Mempelajari situasi
d.
Faktor dari luar
e.
Menetapkan tujuan
C.
Seleksi
Pemilihan Strategi Persuasif
Terdapat
beberapa teori yang dapat digunakan sebagai strategi dalam melaksanakan
wawancara persuasif.
1.
Teori identifikasi
Burke menyatakan bahwa cara untuk melakukan persuasi
adalah dengan mengidentifikasi itee dimana iter perlu membangun kesamaan dengan
itee. Dengan cara (a) iter mengasosiasikan dirinya dengan kelompok dimana iter
dan itee berada; (b) iter dapat mengidentifikasi atau menyamakan penampilan fisik;
(c) melalui gaya bahasa yang sama, dengan jargon-jargon profesional tertentu
dan istilah dalam kelompok tertentu; (d) iter memilih dan menunjukan nilai yang
sama dengan itee; (e) menggunakan simbol visual yang sama dengan itee.
2.
Teori konsistensi/keseimbangan
Teori konsistensi berlandaskan pada keyakinan bahwa
manusia sedang berjuang untuk mencapai eksistensi yang harmonis dengan self dan
akan mengalami ketidaknyamanan psikologis ketika aspek dari eksistensi tersebut
tidak konsisten atau tidak seimbang.
3.
Teori inokulasi
Teori inokulasi berdasarkan pada keyakinan bahwa lebih
efektif untuk mencegah efek persuasi yang tidak diinginkan daripada berusaha
menanggulangi efek buruk yang terjadi.
4.
Teori paksaan
Iter dapat merubah pikiran, perasaan, dan tindakan itee
dengan memaksanya untuk terlibat dalam aktivitas yang berlawanan dengan
nilai-nilai, keyakinan, dan sikap itee yanag dimiliki.
5.
Teori reaksi psikologis
Menurut teori reaksi psikologis, seseorang bereaksi
secara negatif ketika merasa orang lain mengancam akan atau telah membatasi
perilaku yang diinginkan.
D.
Struktur
Wawancara
1.
Membuka wawancara
Pembukaan wawancara dilakukan dengan cara yang menarik
perhatian dan dapat memotivasi itee untuk berpartisipasi aktif. Pembukaan
dimulai dengan salam hangat dan menyapa nama itee. Setelah itu memperkenalkan
diri dan tujuan dari wawancara.
2.
Menciptakan kebutuhan atau keinginan
a.
Memilih dan mengambangkan poin utama
b.
Mengembangkan alasan ke dalam pola-pola yang disetujui
c.
Menyesuaikan dengan itee
d.
Menyampaikan pertanyaan
E.
Kriteria dan
Solusi
Menetapkan
Kriteria
Menetapkan kriteria dengan itee
dilakukan untuk mengevaluasi semua kemungkinan solusi untuk kebutuhan atau
keinginan yang telah iter tetapkan. Membangun sekelompok kriteria dengan itee
melibatkan itee dalam proses dan menunjukan bahwa iter berusaha menyesuaikan
dengan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan itee.
Menawarkan
solusi
Setelah kebutuhan telah ditentukan
dan kriteria telah disetujui, iter perlu untuk mempresestasikan solusi secara
detail.
1.
Rincian dan evaluasi
2.
Menangani keberatan itee
F.
Pelaksanaan
Wawancara
Menutup
wawancara
Terdapat
tiga tahap dalam menutup sebuah wawancara:
1.
Percobaan penutupan
2.
Kontrak atau persetujuan
3.
Perpisahan
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Wawancara persuasif adalah wawancara yang dilakukan
dengan tujuan untuk informasi seakurat dan sekomplit mungkin, dengan berfokus
pada persuasi. Dalam wawancara persuasif perlu memperhatikan standar etika
wawancara seperti kejujuran, keadilan dan kesungguhan hati. Terdapat beberapa
teori yang dapat digunakan sebagai strategi dalam melaksanakan wawancara
persuasif. Dalam wawancara persuasif terdapat dan sangat perlu memiliki
struktur wawancara yang berguna agar wawancara berjalan dengan semestinya.
Menetapkan kriteria dengan itee dilakukan untuk mengevaluasi semua kemungkinan
solusi untuk kebutuhan atau keinginan yang telah iter tetapkan. Setelah
menentukan kriteria dan solusi dalam wawancara persuasif maka wawancara
persuasif dapat ditutup secara positif dan percaya diri.
LAMPIRAN
Narasumber yang kami wawancarai
adalah seorang SPG berusia 26 tahun, bernama Wilda, yang bekerja sebagai SPG di
Pasaraya Manggarai Jakarta Selatan. Berikut adalah kumpulan pertanyaan
wawancara disertai jawaban yang telah diberikan oleh sang narasumber.
1.
Anda
dibidang apa SPG-nya?
Saya bekerja dibidang
sales assistant, dan SPG yang mempromosikan sepatu sandal merek Crocs. Saya
sebenarnya juga menjual produk lain namun produk yang saya utamakan adalah
Crocs.
2.
Bagaimana
awalnya anda bisa tertarik menjadi SPG ini?
Saya tertarik menjadi
SPG ini untuk mencari pengalaman, bagaimana bekerja sebagai SPG itu. Walaupun
rasa jenuh menunggu konsumen suka ada, namun setidaknya saya mengetahui
bagaimana rasanya menjadi SPG itu.
3.
Sudah
berapa lama anda bekerja sebagai SPG disini?
Saya baru bekerja
disini sekitar 3 bulan lebih.
4.
Sebelum
anda direkrut untuk bekerja disini, bagaimana proses wawancara kerja yang
dilakukan oleh perusahaan?
Saya hanya mengisi
formulir dan pengalaman kerja saya yang mereka lihat.
5.
Bagaimana
sikap anda untuk membuat calon pembeli tertarik?
Saya meyakinkan bahwa
barang yang dijual disini adalah asli. Misalnya, sandal Crocs kan biasanya
dijual banyak di emperan namun Crocs asli yang kami miliki jauh lebih
berkualitas.
6.
Bagaimana
perbedaan produk yang ada di pasaraya ini denga di tempat lain?
Sebenarnya sih sama,
hanya saja kami lebih sering memberikan promo, misalnya diskon 20%.
7.
Bagaimana
anda menggambarkan produk kepada calon konsumen dengan ekonomi dibawah standar?
Disini kebanyakan para
pelanggannya menengah kebawah. Karena itu kami sering meyakinkan mereka dengan
memberikan diskon selama hari Jumat, Sabtu, Minggu, atau akhir bulan. Dengan
diskon 20% persen tadi diharapkan dapat meringankan mereka.
8.
Adakah
pembeli yang bersikap tidak ramah kepada anda?
Kalau ada, biasanya
kami memberikan teguran yang baik. Misalnya, “Silahkan Kak...” begitu. Walaupun
demikian, tidak semua pelanggan mau terbuka, dan mereka hanya diam ketika
ditegur.
9.
Selama
anda bekerja empat bulan disini, adakah yang komplain terhadap produk atau
kinerja anda?
Alhamdulillah komplain
terhadap kinerja saya belum ada, hanya saja ada beberapa orang yang komplain
tentang kemahalan harga produk kepada saya.
10.
Jika
anda ditugaskan untuk menjual produk yang sulit laku dipasaran, apa strategi
yang anda siapkan? Misalnya anda disuruh menjual Crocs yang bahannya membuat
Crocs itu sulit laku?
11.
Jika
anda ditempatkan bukan di pasaraya ini, mampukah anda bekerja seperti di
pasaraya ini? Iya, bisa.
12.
Bagaimana
cara pendekatan yang baik terhadap calon pembeli?
Kami minta database
mereka dulu. Seperti merek apa yang mereka sukai, dll. Selain itu kami juga
memberitahukan promo diskon yang sedang berlangsung jika mereka bertanya.
Beberapa dari pelanggan ada yang mencoba meminta nomor telepon saya, namun
tidak saya berikan. Saya justru meminta nomor mereka jika mereka ingin, supaya
mereka uptodate dengan acara yang ada
di pasaraya ini.
13.
Pada
zaman sekarang ini banyak orang yang salah mengartikan SPG. Menurut anda,
apakah SPG itu?
Banyak orang-orang
menilai SPG itu negatif, terutama yang dinilai negatif itu adalah SPG rokok.
Mungkin memang pekerjaannya seperti itu tapi semuanya tergantung pada diri kita
sendiri apakah kita mau bekerja seperti itu atau tidak.
14.
Bagi
SPG-SPG seperti anda, mana yang lebih penting? Gaya penampilan atau gaya
memasarkan produk?
Gaya penampilan dan
gaya memasarkan produk harus seimbang agar pelanggan menjadi tertarik. Kalau
kita dapat menyambut pelanggan dengan baik, mereka pasti tertarik untuk
membeli.
15.
Adakah
atasan/pemilik toko anda yang menyuruh anda memasarkan produk dengan strategi
khusus?
Kalau dibagian
pekerjaan, manajer saya suka menyuruh saya untuk membuat acara tertentu di
sebuah bulan, selain diskon 20% Jumat Sabtu itu. Walaupun itu jarang.
16.
Bagaimana
anda mengantisipasi mood anda yang sedang kurang baik ketika anda sedang
bertugas didepan pelanggan?
Mood seperti jenuh,
bosan dll. memang seringkali datang dan biasanya dengan diam maka mood seperti
itu dapat dikurangi tetapi saya juga tidak mungkin terlalu diam terhadap
pelanggan. Karena itu saya berusaha untuk tetap friendly dengan pelanggan.
17.
Apakah
ada kriteria tertentu dalam memilih orang sebagai target penjualan?
Tidak terlalu, tetapi
biasanya ada untuk kalangan menengah keatas, dan bukan berari saya hanya
menjual untuk kalangan itu. Saya tetap menawarkan Crocs pada setiap kalangan,
sembari memberikan perbedaan Crocs yang dijual disini dengan di luar seperti
warnanya, karetnya, dll. Selain itu saya juga menawarkan bahwa Crocs memiliki
macam-macam model yang dapat dipakai di kantor, di rumah, sehingga nyaman
dipakai dikaki.
DAFTAR
PUSTAKA