entah apa yang ada dipikiran Laifa saat ini tentang perasaannya kepada Ferio, berlanjutkah atau tidak... tiap malam, rasa itu tak pernah berkurang namun Laifa tak yakin akan perasaannya kepada Ferio, menatap dan menatap dari jauh. gerak-gerik apapun yang di timbulkan Ferio menarik perhatian Laifa.
andai Laifa bukan si Itik Buruk Rupa yang bisa kapan saja menebarkan pesonanya kepada setiap lelaki, sayangnya ia hanya dikenal sebagai Laifa si Itik Buruk Rupa.
berbagai kata semangat telah dilontarkan orang terdekat Laifa, tapi tidak berpengaruh sama sekali kepada dirinya... "Laifa.. kok bengong sih?" sapa Ajela tiba-tiba dan membuyarkan lamunannya. "kamu, nggak apa-apa.." balas Laifa dengan senyum manis. "alaaahh... jangan bohong, wajahmu itu tak pernah bisa berbohong." ucap Ajela yang seolah tau apa yang sedang dipikirkan Laifa. "Ferio..." baru saja sepatah kata terucap sebelum Ajela menyelak. "Ferio... Ferio... Ferio, setiap hari kepalamu hanya terisi dengan nama FERIO ! pake pelet apa sih tuh orang !" Ajela mulai dengan koarnya. "husshhhh... jangan kencang-kencang, bagaimana jika ia mendengar?" ujar Laifa seraya membekap mulut sahabatnya itu.
tak lama kemudian munculah sesosok Ferio yang sejak tadi dinantinya, mata mereka saling bertemu dan saling bertukar senyum setelah itu saling mengalihkan pandangan. saat itu waktu terasa berhenti untuk Laifa hingga membuatnya tak mendengarkan Ajela yang sejak tadi berbicara. dalam hatinya ia bergumam dan tersenyum sendiri...
tunggu cerita selanjutnyaa yaaaa ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar